Soreang, SMI.- Pemilihan kepala desa serentak gelombang tiga, yang akan dilaksanakan 199 desa di 30 kecamatan di Kabupaten Bandung pada 26 Oktober mendatang, diidentifikasi bisa menimbulkan konflik. Salah satu penyebabnya adalah tingkat militansi pendukung atau fanatisme Pilkades lebih tinggi dibandingkan dengan pemilihan lainnya. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bandung, H. Iman Iriyanto,S.Sos di acara roadshow Forum Koordinasi Sinegritas Tiga Pilar Kecamatan dan Desa Dalam Rangka Kewaspadaan dan Diteksi Dini Terhadap Potensi Konflik Sosial Pada Pelaksanaan Tahapan Pemilihan Kepala Desa Serentak Tahun 2019 di Kabupaten Bandung, di Gedung Ormas Soreang, Senin (29/7/2019).
Ditambahkan Iman, militansi dan fanatisme Pilkades lebih tinggi dibandingkan dengan pemilihan umum lannya, hal ini salah satunya disebabkan karena para kompetator dalam Pilkades dan tim sukses berkumpul dalam satu area yang relatif berdekatan. Bisa satu RT, RW, dusun, dan tentu satu desa.
Begitupun ikatan emosional para kompetator bisa dari anggota keluarga. “Bisa anak, ayah, paman, saudara. Kalau pemilihan unum lainnya tidak tahu siapa atau dari mana,” ujarnya.
Untuk itu, kata Irman Kesbangpol, Polres dan Dandim 0609 yang disupport oleh Komisi A DPRD Kabupaten Bandung melakukan roadshow tersebut selama satu minggu, dimulai pesertanya dari daerah pemilihan 1.
Sementara Dandim 0609, Letkol Arh Teguh Waluyo yang mendampingi Irman menyatakan kesiapan nggotanya mengawasi, memantau, dan mengamankan tahapan Pilkades dari persiapan, pencalonan, pemungutan, dan penetapan.
Teguh mengaku, tindakan preventif lebih penting dari represif. Untuk itu, pihaknya menurunkan 350 personil Bhabinsa. Ia menyebut, sampai saat ini belum perlu ada penambahan personil, karena masih melihat perkembangan situasi.
Teguh menajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi terhadap penyelenggaraan Pilkades, baik dalam menyalurkan hak pilih maupun menciptakan situasi kondusif, karena menciptakan ketertiban dan keamanan tidak cukup hanya oleh aparat keamanan, melainkan partisipasi semua pihak.
Pewarta : Aa/Yat